welcome visitor
Join us

categories
artikel -

Buta Mata, Namun Tidak Buta Hati

Mazmur 73:28; Yakobus 4:8

C hristopher Duffley adalah seorang anak laki-laki  berusia 12 tahun pada saat renungan ini dibuat. Dia lahir prematur, yaitu ketika usianya di dalam kandungan ibunya baru 26 minggu. Beratnya saat lahir adalah 1,2 kg. Dokter mengatakan bahwa kesempatannya untuk hidup hanya sekitar 50%. Namun, Tuhan mengizinkan Duffley terus bertahan hidup dan mengizinkannya juga untuk terlibat dalam pekerjaan besarNya, meskipun ia harus mengalami kebutaan permanen akibat kelahirannya yang prematur itu. Karena ketidakmampuan kedua orang tuanya untuk merawatnya, sebab mereka mengalami ketergantungan narkoba, maka Duffley pun dirawat oleh paman dan bibinya. Dengan penuh perjuangan, paman dan bibinya merawat dan membesarkan Duffley. Dan tentunya Duffley pun ikut berjuang dalam menghadapi kebutaannya.
Pada usia 5 tahun, Duffley didiagnosa dokter mengalami autisme. Pada tahun pertama saat sekolah, ia sangat jarang berkomunikasi dengan orang di sekitarnya, termasuk paman dan bibinya. Namun, justru di situlah mulai terlihat perbuatan Tuhan pada Duffley. Duffley sangat senang mendengar lagu-lagu dari alunan alat musik piano. Selain itu, Duffley juga gemar memainkan suara dari mulutnya, sehingga terdengar seperti memainkan musik beatbox atau bunyi-bunyi ritmis, ketukan drum, instrumen musik, maupun tiruan bunyi-bunyian lainnya. Sadar akan hal itu, paman dan bibinya pun sering mengajaknya menyanyikan lagu-lagu yang digemarinya, walaupun Duffley belum bisa memahami dengan baik lagu-lagu tersebut. Namun, kebiasaan ini membuat Duffley menjadi senang bernyanyi, khususnya menyanyikan lagu-lagu gereja.
Di youtube, kita bisa melihat penampilannya bernyanyi di depan banyak orang. Duffley yang saat itu menyanyikan lagu berjudul Open the Eyes Of My Heart, Lord atau Buka Mata Hatiku, Tuhan, membuat semua orang yang hadir merasa lagu tersebut menjadi sangat "hidup". Karena, setiap lirik lagu yang Duffley nyanyikan terdengar dari kesungguhan hatinya. Sehingga di akhir ia bernyanyi, semua orang yang hadir memberikan sambutan padanya dengan bangkit dari tempat duduk mereka sambil memberikan tepuk tangan yang sangat meriah, sebagai bentuk kekaguman mereka melihat penampilan Duffley. Dan kini, ia sedang menyelesaikan pembuatan album rohaninya yang dibantu oleh produser ternama, yaitu Steven V. Taylor. Album tersebut berisi sejumlah lagu puji-pujian dari gereja serta lagu-lagu yang inspiratif, seperti God Bless The USA dan Lean On Me.
Duffley bisa menjadi berkat bagi banyak orang karena dia melakukan sesuatu dengan kesungguhan hati, bukan dengan keluhan karena kekurangannya. Mari kita meneladani Duffley! Ingat, sekalipun kita memiliki kekurangan, Tuhan sanggup memakai kelebihan kita untuk memberkati banyak orang. Jangan fokus pada kekurangan!
                         
DOA
Bapa, mampukan aku untuk melihat kelebihan yang Engkau berikan kepadaku, bukan terpaku pada kekuranganku, supaya aku bisa menjadi berkat. Dalam nama Tuhan Yesus. Amin.


back
more article...
login member
Username
Password
* sign up here