welcome visitor
Join us

categories
artikel -

Tuhan Benci Perceraian

Maleakhi 2:14-16; Kolose 3:12-15

Pernikahan Kristen seharusnya tidak hanya dilandasi dengan cinta, tetapi juga harus dilandasi dengan Kristus. Tanpa Kristus, pernikahan tidak akan sanggup menghadapi kerikil-kerikil rintangan, gelombang, dan badai persoalan, akhirnya pernikahan pun menjadi hancur. Kehancuran inilah yang sama sekali tidak diinginkan Tuhan, karena bukan untuk itu Ia menciptakan lembaga pernikahan.
Tuhan Yesus pernah berkata, "Karena ketegaran hatimu Musa mengizinkan kamu menceraikan isterimu, tetapi sejak semula tidaklah demikian." (Mat 19:8). Ketegaran hati di sini yang dalam kata Yunaninya sklerokardia, diartikan sebagai kemiskinan wawasan spritual, yang sering kita sebut dengan miskin rohani. Karena miskin rohani, maka suami atau istri tidak bisa saling sabar, tidak saling menghormati, sulit mengampuni dan melupakan kesalahan, tidak mau instropeksi, dlsb., akhirnya muncullah ide perceraian. Karena itulah, sangat penting sekali membangun mezbah Tuhan di dalam pernikahan. Suami-istri harus mengundang Kristus untuk memimpin pernikahan mereka, selalu haus untuk mengenal kebenaranNya, dan mau merendahkan diri untuk dibentuk oleh firmanNya.
Masalah sudah pasti dihadapi dalam semua pernikahan, karena pernikahan bukan hanya tempat yang indah bagi dua insan menjalin kasih, tetapi juga merupakan tempat pembentukan dan pendewasaan bagi keduanya untuk menjadi lebih baik, yang tidak jarang menimbulkan gesekan. Namun, bila Kristus yang memimpin pernikahan kita, tidak akan ada masalah yang berujung dengan perceraian, karena hikmat dan kasih Kristus menuntun kita dan memberikan solusi atas semua permasalahan rumah tangga kita. Yang menjadi masalah utama justru saat kita dan pasangan kita telah kehilangan kasih Kristus.
Mungkin saat ini kita kehilangan harapan untuk tetap mempertahankan pernikahan kita. Mari sempatkan bertanya pada diri sendiri, adakah Kristus di hidup kita saat ini? Sehingga, langkah pertama yang seharusnya kita ambil bukanlah perceraian, tetapi berlutut dan berseru kepada Tuhan. Undang Kristus hadir di dalam hati kita. Minta Ia berkuasa atas rumah tangga kita. Percayalah bahwa Ia sanggup memulihkan pernikahan kita, sehancur apa pun itu, karena itu pun adalah kerinduanNya. Selanjutnya, izinkan Tuhan membentuk hati dan karakter kita terlebih dahulu sebelum kita memintaNya untuk mengubah pasangan kita. Berhenti melihat selumbar di mata pasangan kita, dan singkirkanlah balok di mata kita. Ingat, tidak ada manusia yang sempurna. Sekecil apa pun itu, pasti ada sumbangsih kita atas permasalahan yang terjadi. Jadi, jangan melulu merasa menjadi korban, lebih baik introspeksi. Berhenti juga mengungkit-ungkit kesalahan pasangan. Sebenar apa pun alasan kita, tidak lantas membuat kita benar di hadapan Tuhan, karena kita sendiri menyimpan kenajisan di dalam hati. Jangan menyerah, teruslah berdoa, harapkan mujizatNya, dan teruslah benahi diri.

DOA
Bapa, mampukan aku mempertahankan keutuhan pernikahanku. Tolonglah aku juga agar dapat berubah menjadi pribadi yang lebih baik. Dalam nama Tuhan Yesus aku berdoa. Amin.


back
more article...
login member
Username
Password
* sign up here