welcome visitor
Join us

categories
artikel -

Kebaikan Yang Diumbar

Matius 6:1-4

Suatu hari, tanpa disengaja saya mendengar pembi-caraan ibu-ibu. Mereka sedang membicarakan seorang anak yang tidak tahu berterima kasih. Dari pembica-raan tersebut saya dapat menyimpulkan bahwa ibu-ibu ini sedang mengeluh tentang seorang anak yang mereka pernah tolong. Salah satu ibu berkata, "Ini sih bukannya mengungkit ya, tetapi dahulu seragam sekolahnya saja saya yang memberikan." Ibu ini mengumbar kebaikan yang pernah dilakukannya secara sadar di depan banyak orang. Mungkin ibu ini sedang kesal, karena anak yang ia pernah beri seragam sekolah itu tidak pernah menegur dirinya jika bertemu. Namun kenyataan bahwa ia sedang mengumbar kebaikan telah mencoreng perbuatan baik yang pernah ia lakukan itu.
Orang seperti ini berbuat baik atas asas pamrih. Kemungkinan besar ia berharap pujian dari perbuatan baik yang pernah ia lakukan. Firman Tuhan hari ini mengingatkan kita untuk tidak mengumbar kewajiban agama, salah satunya dalam hal memberi sedekah. Memberi adalah salah satu contoh perbuatan baik. Saat melakukan hal tersebut alangkah baiknya jika tidak ada orang yang tahu, karena jika banyak orang yang tahu lalu kita dipuji, maka upahnya sudah kita dapatkan. Padahal jika kita melakukannya dengan tersembunyi, maka Bapa di Sorga akan membalasnya. Jika Sang Pemilik segalanya membalas perbuatan baik yang kita lakukan, Ia pasti memberikan yang terbaik untuk kita.
Untuk itu saat kita sedang berbuat baik kepada seseorang, alangkah baiknya jika kita melakukannya dengan tulus hati, bukan karena ingin diketahui oleh banyak orang. Bagi si ibu yang pernah berbuat baik itu mungkin ingin mendapatkan timbal-balik dari anak yang ia pernah tolong itu, sekalipun hanya berupa sapaan. Seharusnya saat berbuat baik kita tidak mengharap balasannya dalam bentuk apa pun juga.
Ada sebuah keluarga yang dapat kita teladani sikap hidupnya, sebut saja keluarga A. Keluarga A ini diberkati oleh Tuhan dengan harta yang melimpah. Padahal kepala keluarganya hanya lulusan SMP. Saat renungan ini ditulis, paling tidak mereka sudah memiliki rumah sendiri dengan dua mobil dan satu motor. Banyak orang mengategorikan keluarga A ini sebagai orang kaya. Tidak banyak orang yang tahu tentang kebaikan yang mereka tabur kepada orang-orang yang ada di sekelilingnya. Saat mereka berbuat baik, mereka tidak mengumbarnya. Bahkan pada Lebaran tahun lalu, mereka juga memberikan bingkisan kepada banyak hansip di sekitar rumahnya. Tuhan melihat perbuatan baik yang selalu mereka tabur kepada orang banyak itu dan Tuhan membuatnya berhasil dengan apa yang dilakukannya. Seandainya perbuatan baik mereka itu diumbar, kemungkinan besar mereka hanya mendapatkan tepuk tangan dan pujian semata. Untuk itu kita harus belajar menabur kebaikan tanpa perlu mengharapkan balasannya.

DOA
Bapa sorgawi, ampuni aku jika selama ini selalu mengharapkan balasan dari kebaikan yang pernah aku tabur. Dalam nama Tuhan Yesus aku berdoa. Amin.


back
more article...
login member
Username
Password
* sign up here