
Saya dan suami dipercayakan melayani pekerjaan Tuhan di daerah Seko, Luwu Utara, SulSel. Kami sudah 14 tahun melayani di sebuah gereja. Suka dan duka pengalaman hidup bersama Tuhan dalam pelayanan sangat mendidik kami untuk tetap kuat dan tabah di daerah yang terpencil. Salah satu pengalaman itu ketika saya diizinkan Tuhan jatuh sakit. Waktu itu saya mengandung anak kami yang ke-3. Saat kandungan saya berusia 9 bulan saya mengalami pendarahan yang sangat parah, seperti orang yang mau melahirkan dan itu terjadi 2 kali seminggu selama 1 bulan. Oleh dokter saya disarankan pergi ke kota untuk operasi, apalagi kandungan saya sudah berusia 10 bulan dan belum lahir juga. Tetapi untuk ke kota saya harus diusung dan berjalan kaki selama 3 hari 3 malam, karena Seko belum dijangkau kendaraan roda empat. Pesawat tidak mengudara selama 3 bulan dan biaya kami juga pas-pasan, saya hanya pasrah pada Tuhan. Akhirnya anak saya lahir juga, tapi saya pingsan dan anak saya langsung dipanggil Tuhan. Tidak cukup sampai di situ, 2 hari kemudian tiba-tiba saya seperti mengejan mengingat waktu bersalin, kepala pusing, badan merinding, ketakutan dan lemas tak berdaya, kepala sakit, kalau membaca tidak bisa melihat padahal saya rindu membaca firman Tuhan. Saya harus diusung ke sana-sini untuk mendapatkan perawatan di Puskesmas, uang habis-habisan tapi Tuhan selalu mencukupkan saat kami membutuhkan. Dokter mengatakan bahwa saya mengalami trauma berat dan untuk mengobatinya tergantung dari diri saya sendiri. Sepertinya semua jalan tertutup, semakin saya berpikir semakin berat beban saya. Saya harus memikirkan pelayanan, rumah tangga, penyakit, pembangunan gedung gereja, dan tantangan lainnya. Tetapi saya bersyukur kepada Tuhan karena suami saya bisa mengatur waktunya untuk pelayanan dan merawat saya. Satu ayat yang menjadi kekuatan dan penghiburan saya menjalani masalah, yaitu Yes 30:15 yang berbunyi, Dengan bertobat dan tinggal diam kamu akan diselamatkan, dalam tinggal tenang dan percaya terletak kekuatanmu. Saya mulai mengambil komitmen dan berdoa kepada Tuhan, Apa saja yang Engkau mau, jadilah. Tetapi satu hal yang saya minta tuntun saya untuk menjalani beban ini sekalipun berat, karena tidak ada sesuatu yang terjadi tanpa seizin Tuhan. Hari demi hari saya mengalami perubahan, sekalipun lambat tapi itulah cara Tuhan memproses saya menjadi hamba yang kuat dan berguna. Melalui kejadian ini banyak pelajaran yang saya petik untuk hidup dengan iman. Sekarang saya sudah bisa membaca dan aktif kembali dalam pelayanan. Banyak waktu yang saya habiskan untuk membaca firman Tuhan, Manna Sorgawi dan majalah rohani lainnya dan saya sangat diberkati. Pesan saya kepada siapa pun yang sedang mempunyai masalah, baik kesehatan, ekonomi, pekerjaan, pelayanan, dll., serahkan semuanya kepada Tuhan maka Ia akan turun tangan menuntun kita hingga kita menjadi kuat di tengah-tengah kesulitan. Pada akhirnya kita akan melihat apa yang tidak pernah kita lihat yang Tuhan sediakan bagi kita. Didikan Tuhan itu indah dan firmanNya menyembuhkan. Berbahagialah orang yang bertahan dalam pencobaan, sebab apabila ia sudah tahan uji, ia akan menerima mahkota kehidupan yang dijanjikan Allah kepada barangsiapa yang mengasihi Dia. (Yak 1:12)
back
Best viewed in Mozilla Firefox 3 or greater