welcome visitor
Join us

categories
artikel -

Berdoa Dan Berusaha

Kesaksian NN, Jakarta

Saat ini saya sudah lulus kuliah dan mendapat gelar Sarjana Teologi. Perjuangan untuk meraihnya tidak semudah membalikkan telapak tangan. Beberapa tahun yang lalu, saya memutuskan untuk masuk kuliah teologi. Saat itu saya sudah bekerja di sebuah perusahaan yang jam kerjanya dari pagi sampai sore, sehingga saya harus kuliah malam. Puji Tuhan, saya menemukan kampus yang memang menyediakan kuliah malam, tetapi saya masih ragu-ragu karena masalah biaya kuliah. Memang saya sudah bekerja, tetapi penghasilan saya sangat minim. Modal saya hanya keinginan yang kuat. Alhasil, saya pun masuk kuliah.
Saya meminta pihak kampus supaya memberi kelonggaran kepada saya untuk bisa membayar uang kuliah dengan cara mencicil. Puji Tuhan, pihak kampus mengabulkan permintaan saya itu. Dengan sukacita, saya pun mengikuti kuliah. Kerap kali saya mengantuk di kelas karena sudah terlalu lelah bekerja. Tetapi, semangat untuk belajar meruntuhkan rasa kantuk tersebut.
Sekalipun semangat belajar, namun tetap saja saya merasa berat dengan uang kuliah setiap bulannya. Belum lagi saya harus beli buku dan fotokopi makalah yang biayanya cukup besar bagi saya. Penghasilan saya per bulan tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan pribadi saya dan biaya kuliah. Sampai akhirnya banyak tunggakan yang menumpuk. Sempat saya tidak semangat kuliah lagi. Menurut perhitungan saya, saya tidak akan mampu menyelesaikan kuliah saya karena masalah biaya.
Sampai suatu hari, dalam perjalanan saya pulang dari kantor menuju ke rumah, saya hanya bisa menangis. Sepanjang jalan saya menangis karena merasa gagal dalam hidup ini. Saya merasa telah mengecewakan orang tua dan orang-orang terdekat saya. Lalu, saya berdoa kepada Tuhan, "Tuhan saya sudah tidak punya uang lagi untuk memenuhi biaya kuliah saya. Jika Tuhan ingin memakai saya untuk menjadi hambaMu, tolong Tuhan selesaikan masalah ini." Saya tidak ada sponsor, saya harus berjuang sendirian saat itu.
Tuhan tidak langsung menjawab doa saya. Sampai suatu hari Tuhan memakai anakNya untuk menolong saya. Ada seorang ibu memberi saya sejumlah uang. Saya hanya beberapa kali bertemu dengan ibu itu, tetapi tiba-tiba saja ia memberikan sejumlah uang untuk biaya kuliah saya, padahal saya tidak pernah bercerita tentang masalah ini. Ibu itu memberi sejumlah uang dalam tiga bulan berturut-turut, sampai akhirnya uang kuliah saya yang sempat menunggak itu lunas dalam bulan yang ketiga! Saya menangis sukacita, saya kembali berdoa kepada Tuhan dan minta ampun jika saya sempat meragukan panggilan Tuhan terhadap saya. Uang kuliah yang menunggak memang sudah lunas, namun perjalanan kuliah saya masih panjang. Tetapi, cara pandang saya terhadap Tuhan sudah berubah di mana saya percaya bahwa jika Dia yang memanggil, Dia juga yang akan mencukupi.
Menurut perhitungan manusia, saya masih tetap tidak mampu membiayai kuliah saya sampai wisuda. Namun, Tuhan memakai anakNya yang lain lagi untuk menutupi seluruh biaya kuliah saya sampai selesai. Alhasil, saya lulus dan menjadi seorang yang bergelar Sarjana Teologi. Saya berjanji kepada Tuhan untuk tetap melayaniNya seumur hidup saya.
Doa dan usaha tidak dapat dipisahkan! Untuk itu kita harus tetap berdoa kepada Tuhan, namun tidak lupa juga untuk berusaha.


back
more article...
login member
Username
Password
* sign up here