welcome visitor
Join us

categories
artikel -

Tuhan Memberikan

Kesaksian NN, Depok

Pengalaman setiap orang berbeda-beda, tetapi sebagai orang percaya, kita harus yakin bahwa Tuhan turut campur tangan atau mengizinkan sesuatu kita alami. Maka, sebelum saya bersaksi, saya berharap bahwa setelah membaca kesaksian ini, para pembaca tidak menginginkan pengalaman yang sama persis dengan yang saya alami, sebab belum tentu terjadi hal yang sama. Tujuan dari kesaksian ini adalah untuk menguatkan iman para pembaca, yaitu bahwa Tuhan bersama dengan umatNya dan mau berkarya melalui dan di dalam diri umatNya sesuai dengan "bagian" masing-masing.
Tape recorder. Tape recorder berkaitan dengan pemberitaan Kabar Baik untuk ayah saya, yang sangat kuat dengan kepercayaan sukunya. Beliau tinggal di salah satu kota di Jawa Tengah. Saat itu ada seseorang yang meminjamkan kaset tentang pertobatan orang yang berlatar belakang sama dengan ayah saya, namun saya tidak punya tape recorder untuk memutar kaset tersebut. Untuk membeli pun rasanya tidak bisa. "Ya sudah nanti saya belikan tape recordernya sekalian," kata orang yang meminjamkan kaset tersebut. Singkat cerita, hasilnya sebelum meninggal dunia, ayah saya mau percaya.
Handphone. Ketika ayah saya meninggal, saudara-saudara saya di kampung kesulitan untuk menghubungi saya yang tinggal di Depok, Jawa Barat. Saya pun sedikit terlambat mendengar informasi ini, sekalipun jenazah ayah saya belum dimakamkan. Seseorang melihat kesulitan saya dalam masalah berkomunikasi. Setelah kembali ke Depok, orang tersebut membelikan handphone untuk saya. "Supaya kalau ada hal-hal penting di lain waktu, bisa segera dihubungi, tidak terlambat," kata orang tersebut. Di lain waktu, orang tersebut membelikan BlackBerry untuk saya, karena teknologi komunikasi semakin canggih.
Laptop. Ketika itu seorang teman saya datang ke rumah, di mana saya sedang membuat sebuah artikel yang sangat dibutuhkan bagi pelayanan di gereja. Ternyata komputer saya yang hanya windows 1 itu rusak secara mendadak. Beberapa menit setelah saya temui, teman saya berkata, "Di rumah ada laptop nganggur, Pak. Walau bekas kantor saya tetapi masih bagus. Untuk Bapak saja, supaya Bapak tidak kesulitan menulis." Hari Minggunya teman saya datang ke rumah dengan membawa laptop yang dimaksud.
Motor. Seseorang menelepon, "Pak, saya bermaksud menyicilkan motor untuk Bapak. Bapak membayar uang mukanya ya?" Setelah berpikir sejenak, saya menjawab, "Saya tidak punya uang untuk membayar uang mukanya, Pak. Maaf, nggak usah saja." Perbincangan pun berhenti saat itu. Dua hari kemudian dia menelepon lagi, "Pak, setelah saya hitung, ternyata saya masih punya sisa uang honor dari kantor untuk sebuah proyek. Uang muka dan cicilan motor saya saja yang membayar." Motor itu sekarang sudah kami miliki.
Uang kuliah anak saya. Ibu Gembala saya menanyakan tentang rencana studi anak saya dan saya pun menjawab bahwa saya akan memasukkan anak saya ke perguruan tinggi yang murah. Namun, Ibu Gembala melihat bahwa perguruan tinggi yang saya maksud itu belum bermutu. Setelah tahu bahwa saya memang kesulitan untuk menguliahkan anak dengan biaya yang lebih tinggi, Ibu Gembala pun memutuskan untuk mencarikan beasiswa buat anak saya. Singkat cerita, anak saya sekarang bisa kuliah di perguruan tinggi bermutu, karena beasiswa.
Kiranya kesaksian ini bisa menjadi berkat dan saya berharap para pembaca mempunyai pengalaman yang indah bersama Tuhan, sekalipun tidak harus sama persis dengan saya.


back
more article...
login member
Username
Password
* sign up here