welcome visitor
Join us

categories
artikel -

Musa Menikahi Perempuan Kush

Forum Tanya-Jawab: Jusup Setyawan, Surabaya

Tanya: 1. Apa alasan Musa mengambil istri wanita Kush? 2. Kush itu bukan bangsa Israel, salahkah tindakan Musa itu? 3. Kenapa Miryam dihukum karena mencela Musa? Bukankah tujuan Miryam baik, agar Musa tetap setia kepada istrinya, tidak menduakan dengan wanita lain? 4. Yang mencela adalah Miryam dan Harun, kenapa hanya Miryam yang dihukum? 5. Apa maksud Tuhan dengan kisah ini, atau Tuhan ingin kita belajar apa dengan kisah ini?
Jawab: Pertama, Alkitab tidak menjelaskan alasan Musa menikahi perempuan Kush. Beberapa ahli tafsir mengemukakan bahwa Musa memang memiliki perkawinan kedua tetapi bukan poligami. Perkawinan kedua disinyalir terjadi sesudah kematian Zipora. Kematian Zipora memang tidak diceritakan dalam Alkitab, tetapi hal ini dapat menjadi alasan kuat mengapa Musa menikah lagi. Namun pandangan ini tidak ada bukti yang akurat. Ada juga yang mengatakan bahwa Zipora adalah perempuan Kush tersebut. Sebab, Zipora berasal dari Midian (Kel 2:16-22), di mana orang Kush disebut bersama-sama dengan tanah Midian (Hab 3:7). Bisa juga dikatakan perempuan Kush adalah istri kedua Musa selain Zipora, tetapi tidak ada bukti yang kuat bahwa Musa berpoligami.
Kedua, semua orang bisa berspekulasi dalam menjelaskan siapa perempuan Kush itu, tetapi yang jelas Musa menikahi perempuan Kush, yang bukan dari keturunan suku bangsanya sendiri. Namun, tidak ada indikasi di mana Tuhan menghukum Musa karena tindakan itu. Yang bisa kita lihat justru Tuhan membela Musa. Bisa jadi, ini karena Tuhan melihat kelebihan Musa, yaitu sebagai orang yang lembut hatinya (Bil 12:3-8).
Ketiga, kritikan yang dilontarkan oleh Miryam kelihatannya baik, sebab berkenaan dengan sikap Musa yang mengambil dan menikahi perempuan Kush. Mungkin saja mereka menentang pernikahan yang bukan sesama suku bangsa, sebab dapat memengaruhi iman Musa oleh karena latar belakang kepercayaan yang berbeda. Namun, hal itu hanyalah sebuah kedok saja untuk meragukan Musa sebagai "nabi" Tuhan dan menjatuhkan dirinya sebagai pemimpin. Ini adalah faktor iri hati.
Keempat, di sini terjadi perpecahan dua kubu antara ketiga pemimpin besar bangsa Israel yakni Miryam dan Harun dengan Musa. Miryam dan Harun telah menyatakan Musa sebagai pemimpin tertinggi, dan ingin mengambil posisinya. Hal ini bukan persoalan biasa, sebab itu Tuhan langsung melibatkan diri dan memberikan hukuman. Miryam sakit kusta tetapi Harun tidak. Hukuman sakit kusta selama tujuh hari yang diberikan Tuhan kepada Miryam disebabkan karena Miryamlah yang menghasut Harun untuk memberontak kepada Musa. Hal ini dapat dilihat dalam Bil 12:1; "Miryam dan Harun ...." Menurut para rabi Yahudi, penulisan nama Miryam lebih dahulu dari Harun menunjukkan bahwa Miryamlah yang mulai mengatai Musa, sementara Harun hanyalah terbawa dalam pembicaraan yang negatif tersebut. Namun ketika Harun melihat hukuman menimpa saudarinya Miryam, ia langsung meminta pengampunan kepada Tuhan.
Kelima, dari kisah ini, kita dapat belajar beberapa hal: 1. Seorang hamba Tuhan yang hidup benar di hadapan Tuhan akan mendapatkan pembelaan dari Tuhan. 2. Tuhan mendisiplinkan hamba-hambaNya yang mulai memiliki motivasi yang tidak benar. 3. Jika kita melakukan kesalahan atau pelanggaran, cepatlah berbalik dan meminta pengampunan dari Tuhan. Jangan sampai berakibat lebih parah lagi bagi kita.


back
more article...
login member
Username
Password
* sign up here