welcome visitor
Join us

categories
artikel -

RencanaNya Tak Pernah Gagal

Saya berasal dari keluarga yang sederhana. Ayah saya seorang petani dan ibu saya hanya seorang ibu rumah tangga. Dengan bekerja keras dan tak pernah putus asa, orang tua saya berusaha menghidupi dan menyekolahkan kami semua. Cita-cita saya adalah menjadi seorang dokter. Semasa SMA, saya belajar dengan serius dan tekun agar mendapatkan nilai yang baik karena itu adalah salah satu syarat untuk bisa masuk ke jurusan kedokteran. Dan puji Tuhan, saya lulus dengan hasil yang cukup memuaskan. Dengan modal kemampuan dan nilai yang baik seharusnya saya bisa melanjutkan kuliah ke perguruan tinggi impian saya. Namun, kenyataan berkata lain. Keadaan ekonomi yang sangat terbatas dan biaya kuliah di bidang kedokteran yang sangat mahal membuat saya harus menunda niat saya untuk kuliah. Saya pun berniat untuk bekerja dan mengumpulkan uang agar dapat mencapai impian tersebut.
Sembari menunggu ijazah keluar saya berdoa agar diberikan pekerjaan. Bak gayung bersambut, seorang kenalan dari Jakarta menghubungi saya untuk mencari pekerjaan di sana. Dengan harapan ini akan menjadi batu loncatan saya untuk kuliah di bidang kedokteran, saya pun hijrah ke Jakarta. Setibanya di Jakarta, saya menyadari bahwa harapan saya tak sesuai kenyataan, karena kenalan saya malah menawarkan kuliah di Sekolah Tinggi Teologi yang saat itu ada program beasiswa untuk anak dari daerah, yang akhirnya saya terima juga. Setelah 1 tahun tinggal di asrama, ada beberapa hal yang terjadi dan terpaksa membuat saya memutuskan untuk keluar dari beasiswa. Lalu saya bekerja agar dapat membiayai kuliah dan kebutuhan hidup sehari-hari. Dengan proses panjang dan berbagai macam pergumulan saya lalui, bahkan saya harus merelakan pekerjaan saya agar bisa fokus mengerjakan skripsi. Akhirnya saya di wisuda pada akhir tahun 2012. Selama saya kuliah, saya belajar banyak hal dan iman saya dibarui dari hari ke hari. Bagi saya, saya tidak akan mendapatkan hal ini seandainya saya kuliah di bidang kedokteran. Mungkin saya tidak menjadi dokter jasmani yang menolong orang lain dengan obat-obatan, tetapi saya bisa menjadi dokter rohani bagi orang yang mengalami masalah dalam kerohanian mereka.
Setelah wisuda saya mencari pekerjaan dan memasukkan lamaran di YPI Kawanan Kecil. Puji Tuhan, saya langsung dipanggil untuk interview. Saat itu, YPI Kawanan Kecil sedang membutuhkan tenaga di bagian penulis renungan dan administrasi. Tentu dengan latar belakang teologi, saya seharusnya menjadi penulis renungan, tetapi lagi-lagi saya membuat keputusan yang berbeda. Saya memilih untuk mengisi bagian administrasi. Setelah 1 tahun bekerja, saya harus kembali ke Kupang. Di saat itu saya juga ditawarkan untuk memegang kantor cabang pendistribusian di Kupang. Dengan begitu saya bisa kembali ke Kupang dengan tetap bekerja di YPI Kawanan Kecil. Akhirnya saya sadar mungkin inilah alasannya mengapa Tuhan mengarahkan saya untuk memilih bagian administrasi waktu diinterview. Bermodalkan pengalaman kerja di bagian administrasi, saya memiliki sedikit bekal untuk mengetahui cara mendistribusikan ManSor. Tentu masih banyak hal yang perlu saya pelajari namun saya percaya Tuhan pasti akan menyertai saya agar dapat mengerjakan apa yang menjadi tanggung jawab saya. Sekarang saya memegang kantor cabang pendistribusian di Kupang dan melayani di sebuah gereja. Banyak hal terjadi dalam hidup saya yang tidak dapat saya mengerti namun satu hal yang pasti, Yesus selalu menjadi jaminan hidup saya.


back
more article...
login member
Username
Password
* sign up here