Saya dilahirkan sebagai gadis yang ceria dan lincah. Saya berusia 14 tahun, saat pertama kali mendapatkan haid. Kehidupan saya menjadi berubah, karena masa haid saya berbeda dengan wanita normal lainnya. Datang bulannya bisa sampai hampir sebulan, tetapi berhentinya hanya beberapa hari, lalu datang bulan lagi! Akhirnya saya bergantung dengan obat dari dokter agar haidnya bisa teratur. Semakin bertambahnya usia, saya menjadi gadis yang mengucilkan diri dari pergaulan, terutama terhadap teman pria. Saya lebih sering mengunci diri di dalam kamar untuk belajar. Positifnya, saya mendapatkan peringkat pertama di sekolah, walau dalam kondisi yang tidak sehat karena haid yang tidak teratur. Saya sudah berusaha berobat ke berbagai macam tempat, seperti ke dukun, bahkan disuruh teman yang dari agama lain untuk mandi kembang pun saya turuti. Saya juga pergi ke berbagai macam tempat ibadah untuk mendapatkan kesembuhan, namun kenyataannya tetap saja tidak sembuh! Sampai suatu hari di usia 19 tahun, saya mengikuti sebuah persekutuan doa. Di tempat itu saya mendapat jamahan Roh Kudus! Seluruh tubuh bergetar dan terasa seperti melayang, pipi saya terasa ditarik maju mundur, dan saat itu saya merasakan sukacita yang luar biasa! Walaupun demikian, penyakit saya belum sembuh juga. Namun, Roh Kudus selalu memberi kekuatan dan penghiburan kepada saya.
Penyakit ini cukup mengganggu, terlebih lagi saat saya berencana untuk melakukan perjalanan wisata. Namun, saya memiliki satu ide untuk mengatasinya! Karena penyakit saya dikendalikan oleh obat, maka sebelum melakukan suatu perjalanan wisata, saya akan hentikan obatnya selama seminggu terlebih dahulu agar haidnya bisa keluar, dan di saat saya melakukan perjalanan wisata, saya makan kembali obatnya agar haidnya berhenti dan tidak mengganggu perjalanan wisata.
Saat dewasa, tepatnya di akhir tahun 2008, saya menghadiri suatu pesta di Singapura, ketika itu usia saya 38 tahun. Saat itu saya melakukan hal yang sama seperti perjalanan wisata sebelumnya, yaitu makan obat haidnya agar tidak mengganggu perjalanan saya menuju tempat pesta di Singapura. Kenyataannya? Obat itu sudah tidak manjur lagi! Haidnya tetap keluar! Setelah itu saya jadi teringat ada acara KKR yang diadakan di sebuah gereja di Medan pada pertengahan bulan Januari tahun 2009. Tiba waktunya, saya segera menghadiri KKR itu, dan di situlah saya mendapatkan jamahanNya kembali! Di tempat itu saya menjerit terus-menerus sampai rahim saya terasa diangkat dan tenggorokan terasa kering. Seperti ada "roh kepahitan" yang dilepaskan! Sejak peristiwa itu, saya sudah sembuh lima setengah tahun lamanya sampai kesaksian ini ditulis! Saya tidak makan obat, saya juga tidak ke dokter lagi!
Karena penyakit ini sudah bersama saya dua puluh tahun lebih, maka waktu pertama kali sembuh, saya masih ragu dan bertanya kepada diri sendiri, apakah ini benar-benar sembuh atau tidak? Akhirnya selama setengah tahun saya mengamati waktu haid saya, barulah saya yakin saya sudah benar-benar sembuh! Oleh bilur-bilurNya saya telah sembuh! Semua indah pada waktuNya, haleluyah! Segala pujian, hormat, syukur, dan kemuliaan hanya bagiNya! Dia sungguh ada! Dia sungguh nyata! Dia mengasihi kita! Dia ada untuk menyatakan mujizatNya bagi saya secara pribadi, dan bagi semua orang yang datang kepadaNya dengan kesungguhan hati!
back
Best viewed in Mozilla Firefox 3 or greater