Joni Fauzi dan Silvia - Jakarta Joni Fauzi dan Silvia Parlindungan bertemu ketika Joni bertugas sebagai dokter PTT di Sibolga, sebuah kota kecil tempat Silvia tinggal. Berawal dari ikut Persekutuan Doa di rumah Silvia, benih-benih cinta tumbuh dan bersemi di hati Joni dan Silvia. Hubungan sepasang kekasih itu pun dipersatukan dalam ikatan pernikahan pada tahun 1997 di Medan. Juli 1998, pasangan muda-mudi ini memutuskan untuk memulai kehidupan baru di Jakarta. Joni memiliki impian untuk meneruskan pendidikannya dengan mengambil gelar sebagai dokter spesialis di Jakarta. Namun, sesuatu terjadi dengan Silvia sehingga niat Joni untuk melanjutkan ke jenjang spesialis harus ditunda. Suatu malam, Silvia anfal. Joni segera melarikan Silvia yang dalam keadaan tidak sadarkan diri ke rumah sakit. Menurut hasil diagnosis dokter, Silvia mengalami gagal ginjal dan harus segera menjalani cuci darah. Waktu itu fungsi ginjalnya diperkirakan hampir nol persen. Dulu, sebelum sakit, Silvia suka sekali minum soft drink. Karena sukanya, ia seolah menggantikan kebutuhan akan air putih dengan minuman ringan yang berbahaya itu. Kebiasaan itu membuahkan dampak buruk terhadap kedua ginjalnya. Sebenarnya, pada tahun 1994, dokter sudah pernah memvonis bahwa ginjal Silvia hanya berfungsi sekitar 20% saja. Namun, mereka sama sekali tidak menyangka kalau Silvia akan secepat ini harus menjalani cuci darah. Untuk pengobatan lebih lanjut, Joni membawa Silvia ke Penang, Malaysia. Waktu itu keadaan keuangan mereka terbilang sulit, karena mereka baru saja merintis kehidupan di Jakarta. Pendapatan Joni dari usaha praktik dokter yang baru saja dirintisnya tidak cukup untuk membiayai pengobatan Silvia. Silvia harus menjalani cuci darah sebanyak 2 kali seminggu. Biaya yang dikeluarkan setiap kali cuci darah sebesar Rp. 500.000,- belum termasuk obat yang harus ditebus. Mereka benar-benar bergumul untuk membiayai pengobatan Silvia yang mencapai 5 juta rupiah per bulan, yaitu sejak Silvia menjalani cuci darah pada tahun 1999. Pertolongan Tuhan selalu tersedia ketika kita tidak berdaya. Joni diterima bekerja di sebuah perusahaan farmasi. Lamarannya ke perusahaan itu sebenarnya telah dikirimkan 10 bulan yang lalu. Tuhan memberkati apa yang dikerjakan Joni sehingga perusahaan itu memberikan jaminan kesehatan untuk Joni dan keluarganya, tanpa batas. Namun di sisi lain, Silvia harus mengalami penderitaan fi sik yang sangat luar biasa saat menjalani cuci darah selama 5 jam, dan hal tersebut berlangsung selama 5 tahun. Di lengan atas kiri Silvia ada bekas luka yang dalam akibat tusukan jarum sebesar jarum yang biasa digunakan untuk merajut karung goni. Berbagai proses menegangkan lainnya dilalui pasangan pembaca setia Manna Sorgawi ini secara bersama, termasuk saat-saat di mana Silvia hampir kehilangan nyawanya ketika lengan kirinya mengeluarkan darah yang amat banyak. Di satu titik, Silvia sampai pada tahap tidak sanggup lagi menjalani proses cuci darah yang menyiksanya. Silvia hampir saja menyerah. Silvia melihat begitu banyak orang yang mengalami gagal ginjal yang berakhir pada kematian, sementara harta benda mereka yang berharga habis dijual untuk biaya pengobatan. Di dalam Tuhan, selalu ada pengharapan dan jalan keluar. Dalam suatu perjalanan, di bincang. Pembicaraan itu ternyata menjadi pembuka jalan bagi Silvia untuk menjalani operasi cangkok ginjal di Cina. Orang tersebut baru saja membawa anggota keluarganya menjalani operasi cangkok ginjal di Cina. Berbekal informasi dan kartu nama yang diberikan oleh orang itu, Joni pun menghubungi rumah sakit di Cina. Tahun 2003, Joni dan Silvia berangkat ke Cina tanpa mengetahui apakah Silvia akan mendapatkan ginjal yang cocok. Menurut informasi yang mereka dapatkan, banyak orang yang akhirnya kembali ke negaranya karena tidak mendapatkan ginjal yang cocok, walaupun telah menunggu beberapa waktu lamanya. Di Cina mereka bertemu dengan orang-orang yang pulang dengan rasa kecewa setelah menunggu berminggu-minggu. Joni dan Silvia melewati masa-masa penantian itu dengan penuh pengharapan dan iman kepada Tuhan Yesus. Pengharapan di dalam Yesus sungguh tidak mengecewakan. Tidak perlu menunggu berlama-lama seperti orang lain, cukup 3 hari saja, Silvia dipastikan mendapatkan ginjal yang cocok untuknya. Berkat kasih karunia Tuhan, operasi berjalan dengan baik. Pada umumnya orang yang menjalani cangkok ginjal yang dapat bertahan hidup selama 5 tahun, sudah termasuk mujizat. Setelah 5 tahun, kondisi orang tersebut biasanya akan mengalami penurunan. Menurut survei, 9 dari 10 orang yang mengalami gagal ginjal berakhir dengan kematian. Namun, Silvia sudah memasuki tahun yang ke-8 dan kian hari kekuatan fi siknya semakin bertambah. Selain mengalami mujizat demi mujizat secara fi sik, keluarga kecil ini juga mengalami pemulihan luka batin melalui Healing Movement Camp. Joni yang ketika mahasiswa aktif pelayanan, pernah vakum dalam waktu yang relatif lama karena kecewa dengan hamba Tuhan. Setelah itu Joni kembali melayani pekerjaan Tuhan, bahkan hubungan dalam keluarga Joni dan Silvia pun dipulihkan Tuhan. Hidup dengan ginjal yang dicangkok seharusnya membuat Silvia tidak bisa menempuh perjalanan jauh. Namun, pada satu kesempatan Joni dan Silvia pergi menempuh perjalanan panjang dan melelahkan ke Tanah Perjanjian. Ajaibnya, tubuh Silvia sama sekali tidak mendapat gangguan apa pun dalam perjalanan itu. Setelah melalui proses yang panjang mendampingi sang istri melewati masa-masa yang sulit, Joni memang tidak lagi melanjutkan pendidikan spesialisnya. Namun, apa yang dijanjikan fi rman Tuhan bahwa Dia membuat apa yang dikerjakan orang benar berhasil, digenapi dalam pekerjaan yang dilakoni Joni dengan prinsip hidup jujur dan kerja keras. Semakin hari, Tuhan membawa Joni naik dan tidak turun. Baru-baru ini Joni dipromosikan menjadi direktur di sebuah perusahaan farmasi yang terbilang besar di Indonesia. Berkat materi yang mereka terima sekarang bahkan melewati berkat yang mungkin ia terima seandainya ia menjadi seorang dokter spesialis. Joni dan Silvia memiliki kehidupan yang bermakna di dalam Tuhan. Joni dan Silvia semakin giat melayani di salah satu gereja yang dinamis di Jakarta. Selain dipercaya Tuhan sebagai seorang pengkhotbah, Joni juga dipakaiNya sebagai pengajar di Bimbingan Pra dan Pasca Nikah. Silvia pun melayani Tuhan berbekalkan pengalaman hidup yang panjang dan berliku-liku yang dimilikinya. Ia kerap diundang menjadi narasumber dalam seminarseminar kesehatan mengenai penyakit ginjal untuk memberikan kekuatan dan pengharapan bagi mereka yang mengalami penderitaan seperti yang dialaminya. Bersama Tuhan, Silvia yang hidup dengan ginjal cangkokan tetap dapat menjadi berkat.
back
Best viewed in Mozilla Firefox 3 or greater