welcome visitor
Join us

categories
artikel -

Hukuman Dan Istri Kain

NN, Jakarta Tanya: Dalam Kej 4:13-14 disebutkan bahwa Kain meminta keringanan hukuman kepada Tuhan,karena ia takut dibunuh oleh orang lain. Siapakah orang lain tersebut? Apakah saat itu sudah ada manusia lain, selain keturunan Adam? Dalam Kej 4:17 disebutkan bahwa Kain bersetubuh dengan istrinya. Dari manakah Kain memperoleh istri? Apakah dari anak Adam (berarti Kain inses) ataukah ini menunjukkan bahwa saat itu sudah ada manusia lain, selain keluarga Adam? Jawab: Keberadaan orang-orang pada zaman Kain memang merupakan hal yang misterius, tapi kita bisa memperkirakan berdasarkan apa yang tertulis di Kitab Kejadian. Pertama, tentang orang yang ditakuti Kain yang mungkin akan membunuhnya sebagai balasan atas kematian Habel. Ketika Kain takut akan dibunuh oleh orang lain, ini tidak serta-merta menggambarkan bahwa saat itu sudah ada manusia lain selain keturunan Adam. Saat itu Adam sudah punya beberapa keturunan. Di dalam Kej 5:4 disebutkan bahwa Adam memperanakkan anak-anak perempuan, Umur Adam, setelah memperanakkan Set, delapan ratus tahun, dan ia memperanakkan anak-anak lelaki dan perempuan. Dan disebutkan bahwa Adam memperanakkan Set, sesudah kematian Habel, setelah ia berusia 130 tahun (Kej 5:3). Artinya, Adam pasti telah mempunyai banyak anak atau keturunan di dalam kurun waktu sekitar 130 tahun tersebut. Ingat, Tuhan memerintahkan agar Adam dan Hawa beranak cucu, bertambah banyak dan memenuhi bumi! (Kej 1:28). Keturunan Adam inilah yang ditakuti Kain, baik yang sudah ada saat itu maupun yang akan lahir nanti. Jadi, tidak ada manusia lain selain keturunan Adam, sebab Adam adalah manusia pertama di dunia ini, dan semua manusia adalah keturunannya. Seperti ada tertulis: Manusia pertama, Adam menjadi makhluk yang hidup, tetapi Adam yang akhir menjadi roh yang menghidupkan. (1 Kor 15:45) Kedua, tentang istri Kain. Kain menikah dengan saudara kandungnya sendiri,salah seorang dari anak perempuan Adam. Seperti telah disebut di atas, saat itu sudah banyak anak perempuan Adam. Lagi pula Kej 4:16-17 hanya berkata bahwa Kain bersetubuh dengan istrinya di Nod, tidak dijelaskan bahwa ia menikah dengan istrinya di Nod, setelah ia terbuang dari hadapan Tuhan. Jadi, ini tidak mengindikasikan bahwa ada manusia lain saat itu di Nod, selain dari keturunan Adam. Tentu di sini belum ada larangan untuk menikah dengan saudara kandung (inses), karena memang saat itu belum ada manusia lain selain keturunan Adam, yang bisa dinikahi Kain. Abraham sendiri menikah dengan Sara, padahal dia saudaranya, satu ayah lain ibu (Kej 20:12). Namun, setelah manusia bertambah banyak di mana manusia punya banyak pilihan untuk menjadi jodohnya, Tuhan dengan tegas melarang umatNya untuk mengawini saudara atau kerabat dekatnya, baik kandung maupun bukan, Siapa pun di antaramu janganlah menghampiri seorang kerabatnya yang terdekat untuk menyingkapkan auratnya; Akulah TUHAN. (Im 18:6). Ternyata dalam banyak penelitian telah terbukti bahwa ada banyak penyakit dan kecacatan biologis yang timbul jika orang menikah dengan saudaranya sendiri. Semakin dekat hubungan kekerabatan di antara suami dengan istrinya, kemungkinan kecacatan anak yang mereka lahirkan semakin besar. Jadi, sebagai umat Tuhan masa kini kita tidak boleh menikahi saudara sendiri (inses),karena dua alasan: Tuhan dengan tegas melarangnya, dan kita ingin menghindarkan berbagai penyakit dan kecacatan dari keturunan kita.


back
more article...
login member
Username
Password
* sign up here