welcome visitor
Join us

categories
artikel -

Nasib Yudas Iskariot

Tanya: Di dalam rangka mengajarkan topik jangan menghakimi, seorang hamba Tuhan berkata, Kita tidak boleh menghakimi, termasuk tentang nasib Yudas Iskariot. Kita jangan serta-merta mengatakan bahwa Yudas Iskariot masuk Neraka. Saya bingung dengan pengajaran itu. Mohon penjelasan dari ManSor! Jawab: Apa yang Saudara tanyakan, ada baiknya dibagi menjadi dua bagian, yaitu masalah menghakimi dan masalah nasib Yudas Iskariot. Kedua bagian ini harus dicari jawabannya tetap berdasarkan kebenaran firman Tuhan, bukan berdasarkan perasaan. Mengenai hal menghakimi. Apa yang hamba Tuhan itu katakan benar. Firman Tuhan mengajarkan bahwa kita tidak boleh menghakimi. Tuhan Yesus sendiri berkata, Jangan kamu menghakimi, supaya kamu tidak dihakimi. Karena dengan penghakiman yang kamu pakai untuk menghakimi, kamu akan dihakimi dan ukuran yang kamu pakai untuk mengukur, akan diukurkan kepadamu. (Mat 7:1-2). Namun, kadang-kadang dengan tameng ajaran jangan menghakimi, seseorang lalu berbuat seenaknya, atau bertindak kurang hati-hati sehingga selalu salah. Untuk keseimbangan, baik kalau kita memerhatikan nasihat Paulus di dalam Rm 14:13, Karena itu janganlah kita saling menghakimi lagi! Tetapi lebih baik kamu menganut pandangan ini: Jangan kita membuat saudara kita jatuh atau tersandung! Mengenai nasib Yudas Iskariot. Kita harus melihat fakta tentang keberadaan Yudas Iskariot di dalam Alkitab. Pertama, Yudas mengkhianati Yesus. Khianat artinya perbuatan tidak setia; tipu daya; perbuatan yang bertentangan dengan janji. Kalau mengkhianati manusia saja ada konsekuensinya, apalagi mengkhianati Tuhan. Kedua, Yudas dikaitkan dengan Iblis. Di Yoh 6:70-71 Yesus menyebut Yudas dengan sebutan Iblis. Tentu saja bukan berarti Yudas adalah jelmaan Iblis. Kata Iblis di sini digunakan dalam arti musuh, atau seseorang yang memusuhi Yesus. Ini adalah orang yang memiliki semangat iri, penuh kebencian, dan pengkhianatan yang merupakan desain dari Iblis. Atau, bisa juga dikatakan bahwa Yudas adalah penipu, pembohong, dan pembunuh, seperti bapanya, yaitu Iblis. Ini bukan sekadar perbuatan, tetapi ini adalah karakter atau sifat Yudas. Yudas berada di dalam genggaman tangan Iblis dan selalu berbuat di bawah pengaruhnya. Sifat atau karakter seperti ini bertolak belakang dengan sifat atau karakter anak-anak Tuhan. Ketiga, Yudas menyesal. Kata yang dipakai di sini adalah metamellomai, yang menunjuk kepada pengalaman dalam penyesalan. Kata ini berbeda dengan kata metanoeo, yang menunjuk kepada perubahan pikiran atau hati. Penyesalan Yudas bukan membawanya kembali kepada Yesus, tetapi kepada tindakan bunuh diri. Paulus menggunakan kedua kata tersebut, metamellomai dan metanoeo, secara bersama-sama di 2 Kor 7:8-9, dan menunjukkan perbedaan yang jelas. Keempat, Yudas jatuh ke tempat yang wajar baginya. Terjemahan yang tepat dari ton topon ton idion bukanlah tempat yang wajar baginya, tetapi tempat (milik)-nya sendiri. Ini tidak menunjuk kepada tempat di mana dia menggantung diri, sebab menurut Mat 27:7-8, semua imam kepala dan tua-tua Yahudilah yang membeli tanah itu, sekalipun dengan menggunakan uang pengkhianatan itu. Juga, tidak menunjuk kepada rumah dan tanahnya, sebab dia meninggal tidak di situ. Ini berbicara masalah tempat secara rohani, bukan tempat secara jasmani. Ini berhubungan dengan hasil dari sifatnya sebagai pengikut Iblis. Jadi, melihat keempat poin itu, kita bisa memperkirakan Yudas masuk Neraka, hal ini bukan menghakimi Yudas.


back
more article...
login member
Username
Password
* sign up here