Bejo dapat giliran dari gerejanya untuk mengadakan kebaktian di rumahnya. Bejo jarang ke gereja, jadi istrinya memberitahu bahwa di rumah mereka akan diadakan kebaktian, dan Bejo tidak keberatan. Ketika tiba saatnya kebaktian, Pak Pendeta mengatakan bahwa yang memimpin doa adalah tuan rumah, sebagaimana biasanya. "Nanti yang memimpin doa adalah tuan rumah. Begitu lagu terakhir dinyanyikan, tuan rumah sudah mempersiapkan diri," kata Pendeta. "Baik Pak," kata Bejo, dengan agak ragu. Begitu lagu terakhir mulai dinyanyikan, Bejo pun berlari ke tetangganya sambil menggedor-gedor pintu, "Pak Jono, Pak Jono, cepat keluar, sekarang giliran Bapak yang memimpin doa. Kata Pak Pendeta yang memimpin doa adalah tuan rumah. Kan Bapak yang punya rumah, saya hanya ngontrak."