Amsal 13:10; 19:20
Pernahkah kita melakukan sesuatu dengan cara yang salah, kemudian ada seseorang yang menasihati kita? Atau ada orang lain yang memberitahu kita untuk memulai sebuah kebiasaan baik yang baru dan belum pernah kita lakukan sebelumnya? Bagaimana reaksi kita ketika diberikan nasihat seperti itu, apakah kita akan menerimanya dengan senang hati atau menjadi marah dan kesal karena merasa tidak membutuhkan nasihat? Sepanjang hidup ini, saya dipertemukan dengan orang-orang yang memberikan kepada saya nasihat yang baik. Bukan hanya keluarga, melainkan orang-orang yang jarang saya temui dan tidak begitu dekat pun dapat memberikan nasihat yang baik dan berguna. Nasihat-nasihat tersebut bukan hanya untuk hal-hal yang besar, namun juga hal-hal kecil dan sederhana yang dapat dilakukan dalam kehidupan kita sehari-hari. Dan saya selalu menanggapi setiap nasihat yang diberikan kepada saya dengan positif. Contohnya, ketika seorang jemaat gereja mengajak saya untuk olahraga bersama. Dia mengajarkan kepada saya cara berlutut yang benar, terutama ketika kita hendak mengambil sebuah benda yang terjatuh di lantai. Cara yang baik dan benar adalah dengan menekuk lutut kita terlebih dahulu dan melakukan gerakan squad sampai kita berjongkok, baru mengambil barang tersebut. Jangan mengambil barang dengan cara membungkukkan badan karena tidak baik bagi tulang belakang. Ada juga orang lain yang mengajari saya untuk selalu mencuci tangan setelah menghitung uang, karena uang adalah sumber kuman dan bakteri. Kemudian jangan meletakkan handphone di sebelah kepala ketika kita sedang tidur. Dan hal itu menjadi kebiasaan sampai sekarang. Banyak juga nasihat yang saya terima untuk berhati-hati dalam mengambil keputusan, untuk tidak menyakiti hati orang lain, dlsb.
Firman Tuhan mengajarkan kepada kita untuk menghargai dan menganggap serius setiap nasihat yang diberikan kepada kita. Nasihat penting bagi hidup kita karena setiap manusia selalu diperhadapkan pada banyak pilihan di dalam kehidupan ini. Lebih jauh dikatakan oleh penulis Amsal bahwa jika kita mendengar nasihat, maka itu juga untuk kepentingan kita di masa depan (Ams 19:20). Sebaliknya, jika kita bertindak ceroboh tanpa berpikir dan mempertimbangkan segala sesuatunya terlebih dahulu, pastilah kita cenderung jatuh kepada pilihan yang salah. Ketika kita mengambil pilihan yang salah, selalu ada konsekuensi buruk yang harus kita terima. Apa yang kita rencanakan akan gagal di tengah jalan (Ams 15:22). Dan ketika itu terjadi, kita akan menyesal dan berharap dapat mengulang kembali waktu yang sudah berlalu. Namun hal itu sangatlah mustahil. Karena itu kita harus mulai untuk menerima segala macam nasihat baik dari orang-orang di sekitar kita, berpikir sebelum bertindak, dan berdoa kepada Tuhan meminta hikmat sebelum mengambil keputusan apa pun, agar hidup kita selalu berjalan di dalam jalan yang dikehendaki oleh Tuhan.
DOA
Bapa, aku bersyukur ada orang yang menasihatiku. Mampukan aku untuk memilah dan melakukan nasihat yang sesuai dengan kehendakMu. Dalam nama Tuhan Yesus. Amin.
back
Best viewed in Mozilla Firefox 3 or greater