welcome visitor
Join us

categories
artikel -

Dokter Spesialis Gelandangan

Amsal 3:27; Matius 25:35-46

Sejak kecil, Michael Leksodimulyo, kelahiran Surabaya, 6 Januari 1968, bercita-cita menjadi dokter. Ketika ia mengutarakan kepada orang tuanya akan keinginannya itu, mereka hanya bisa menangis haru lantaran tak punya biaya untuk mewujudkan impian putranya. Meski tidak memiliki dukungan finansial yang memadai, keinginan Michael tak kandas. Dia berdoa kepada Tuhan dan berjanji bila suatu hari berhasil menjadi dokter, ia akan menjadi pelayan masyarakat. Ia pun rajin belajar dan sering mendapat nilai yang bagus di sekolah. Demi mewujudkan cita-citanya itu, ia berusaha keras untuk mencari beasiswa sana-sini. Dan akhirnya, ia mendapat beasiswa penuh dan diterima di Fakultas Kedokteran Universitas Sam Ratulangi.
Setelah lulus, Michael ditempatkan di pedalaman Kalimantan Timur. Ia satu-satunya dokter di Berau dan harus menemui masyarakat di 32 kecamatan. "Saya blusukan ke hutan-hutan melalui sungai dengan naik rakit. Memang banyak sungai di sana," ujarnya. Setelah tiga tahun, ia kembali ke Surabaya, pada tahun 1996 dan bergabung di Rumah Sakit Gotong Royong, serta melanjutkan studi Pasca Sarjana di Universitas Airlangga. Kariernya pun melejit, hingga ia menjadi wakil direktur Rumah Sakit Adi Husada, Surabaya.
Suatu hari, di tahun 2008, ia diajak oleh Hana Amalia Vandayani, pemilik Yayasan Pondok Kasih, untuk memberikan pengobatan gratis kepada kaum marginal di bawah kolong jembatan. Sewaktu sedang melintas di jalan raya dan melihat seorang gelandangan ngesot di tengah siang terik, ibu Hana seketika meminta mobil berhenti dan mendekatinya. Dia mengusap wajah gelandangan itu, yang adalah seorang nenek yang cacat. Wanita itu dirangkul, diusap, diciumi, dan diberi makanan olehnya. Peristiwa itu menyentuh hati Michael. Meski sebentar lagi ia mungkin bisa menjabat sebagai orang nomor satu di RS tempatnya bekerja, ia malah mengundurkan diri dan bergabung dengan Yayasan Pondok Kasih, untuk melayani kaum marginal. Baginya, profesi dokter adalah panggilan Tuhan.
Michael sebagai pendiri klinik keliling Yayasan Pondok Kasih, merasa bangga disebut sebagai dokter spesialis gelandangan. Ia rela mendatangi para kaum marginal dan mengobati mereka dengan gratis. "Jangan bilang nanti datang ke tempat praktek saya, mereka tak akan datang. Mereka tak punya uang untuk angkutan ke tempat praktek. Kita yang harus ke situ, melahirkan juga harus di bawah jembatan, di pinggir sungai, kita lakukan di situ," katanya. Sejak tahun 2009, Michael memberikan layanan dan penyuluhan kesehatan gratis kepada warga yang miskin dan kurang mampu di Kota Surabaya.
Tuhan membutuhkan orang-orang seperti dokter Michael yang memiliki hati menolong sesama. Kita tidak harus menjadi dokter baru bisa menolong mereka, tetapi kita juga bisa memberitakan kasih Tuhan kepada mereka melalui pelayanan kemanusiaan.

DOA
Bapa, aku mau menjadi berkat bagi kaum marginal, pakai aku ya Tuhan menjadi alatMu dalam memberitakan kasihMu. Dalam nama Tuhan Yesus aku berdoa. Amin.


back
more article...
login member
Username
Password
* sign up here