welcome visitor
Join us

categories
artikel -

The War Room

Yesaya 50:2

Pernikahan Tony dan Elizabeth berada di ambang kehancuran ketika Elizabeth mengetahui kehadiran wanita lain di dalam hidup suaminya. Namun pertemuannya dengan Clara, wanita setengah baya, membuat ia mengerti pentingnya menyisihkan waktunya secara khusus bersama Tuhan untuk membawa situasi yang sulit dan sangat menyakitkan ini, yang berujung dengan kebahagiaan. Demikianlah kisah dalam film "The War Room" ini berakhir dengan kemenangan. Bagaimana dalam dunia nyata kehidupan kita? Berapa persen di antara kita yang muncul sebagai pemenang di setiap pergumulan kita? Mungkin tidak banyak, karena kita tidak memiliki "The War Room" kehidupan. Kita seperti bangsa Israel yang dengan mudah berpaling dan berharap pada kekuatan manusia untuk menolong mereka. Di dalam ayat ini ada tiga kebenaran yang Tuhan nyatakan yang menjadi penyebab utama mengapa langit kehidupan kita berpakaian kekelaman dan kain kabung.
Pertama, Tuhan berkata, "Mengapa ketika Aku datang tidak ada orang?" Artinya, kamar doa kita kedapatan kosong tak berpenghuni ketika Tuhan datang untuk memberikan pertolonganNya karena kita sedang sibuk mengetuk pintu-pintu sesama kita. Doa hanya menjadi prioritas sekunder ketika kita mengandalkan kekuatan kita untuk mencari pertolongan lebih daripada kekuatan lutut kita untuk berharap pada Tuhan. Kedua, ketika Tuhan tidak menemukan kita di ruang doa maka Ia memanggil kita, namun tiada jawaban, "Ketika Aku memanggil tidak ada yang menjawab." Iman kita tenggelam di dalam kekecewaan, kepahitan, dan kemarahan atas segala kemelut kehidupan, sehingga kita tidak lagi peduli kepada suara Tuhan di dalam kehidupan kita. Seperti yang dialami oleh bangsa Israel, "Mereka tidak mendengarkan Musa karena mereka putus asa dan karena perbudakan yang berat itu." (Kel 6:8). Keluh kesah kita bersuara lebih kencang sehingga menulikan telinga rohani kita. Ketiga, ketika kesulitan dan permasalahan kehidupan membuat kita memenjarakan Tuhan di dalam sebuah kotak pikiran yang meragukan kuasaNya. Ia berkata, "Mungkinkah tanganKu terlalu pendek untuk membebaskan atau tidak adakah kekuatan padaKu untuk melepaskan?" Seberapa besar pemahaman kita akan kehebatan kuasaNya akan menentukan seberapa besar kemampuan kita untuk mengandalkanNya. Paulus katakan, "Itulah sebabnya aku menderita semuanya ini ... karena aku tahu kepada siapa aku percaya." (2 Tim 1:12)
Kita tidak boleh takut ketika Tuhan membiarkan kita untuk sementara waktu berada dalam pergumulan, karena maksudnya adalah untuk membuat kita melihat kehebatan kuasaNya. Sebesar apa pun pergumulan kita, tetaplah berdiam diri di dalam "The War Room" sampai kemunculan Tuhan untuk membawa kita melewati laut yang terbelah. Ingatlah, doa tidak mengubah Tuhan namun mengubah diri kita untuk dapat melihat kehebatan kuasaNya.

DOA
Bapa, mampukan aku untuk menyediakan waktu khusus guna menjalin persekutuan dengan-Mu, sebab itulah yang membuatku bisa mengatasi masalah. Dalam nama Tuhan Yesus. Amin.


back
more article...
login member
Username
Password
* sign up here