welcome visitor
Join us

categories
artikel -

Dia Bukan Beban

1 Tesalonika 2:11-13

Qian Guanhua adalah seorang pria berusia sekitar 80 tahun yang berdomisili di provinsi Zhejiang, Tiongkok. Ia merupakan seorang petani yang memiliki kehidupan yang sederhana. Di tengah perekonomiannya yang serba sulit, ia ditimpa masalah di mana anak laki-lakinya, Qian Yougen menderita panas tinggi dan didiagnosa polio. Hal itu membuat Yougen lumpuh. Sang istri juga memiliki gangguan jantung dan tekanan darah tinggi sehingga membuatnya tidak dapat bekerja terlalu berat. Dengan semua tanggung jawab yang harus ia emban, Pak Guanhua tetap semangat mengasuh Yougen. Kerabat dan para tetangga telah menyarankan agar Yougen dititipkan ke panti asuhan. Namun, ia menolak dan tetap berusaha untuk mengurus Yougen. Kondisi Pak Guanhua sendiri sudah cukup sulit, di mana ia kehilangan tiga jari di tangan kiri dan mata kanannya saat bekerja. Bahkan, anaknya itu pernah dirawat di rumah sakit selama satu bulan lebih karena terjatuh yang mengakibatkan rahang bawahnya pecah. Saat di rumah sakit, Pak Guanhua berusaha untuk menghibur Yougen yang telah berusia sekitar 50 tahun, dengan menyanyikan lagu dan bercerita. Kasih sayang Pak Guanhua pada Yougen yang tidak lekang oleh waktu membuat pasien dan dokter serta perawat yang melihatnya meneteskan air mata. "Saya tidak melihat dia sebagai beban. Dia bagian dari keluarga kami dan dia hanya tergantung pada bantuan kami," katanya.
Biasanya orang tua mengurus dan membesarkan anaknya sampai dewasa dan mandiri, setelah orang tua memasuki usia lansia, gantian anak yang mengurus dan merawat. Namun tidak semua keluarga mengalami hal demikian dan salah satunya Pak Guanhua. Ia menerima anaknya dalam kondisi yang demikian di saat banyak orang berekonomi mampu malah membuang bayi mereka yang sakit. Hal ini adalah sebuah gambaran kecil mengenai kasih Tuhan kepada umat manusia. Kondisi kita tidak sempurna dan bahkan kita tidak bisa berdiri sendiri jika tanpa pertolonganNya. Karena itulah Ia tetap memelihara kita dengan penuh kasih. Sebab, Tuhan mengetahui bahwa kita hidup dengan ketergantungan penuh kepadaNya.
Di hadapan Tuhan, kita bukanlah beban yang memberati pekerjaanNya. Tuhan memiliki kasih yang demikian besar bagi umatNya sehingga sepatutnyalah kita bersyukur. Sebab dalam kondisi kita yang penuh dengan dosa, Ia masih tetap mengasihi dan mau menyelamatkan kita. Itulah bukti kasih terbesarNya. Yougen tidak dapat membalas apalagi melakukan sesuatu untuk orang tuanya, tetapi itu tidak membuat ayahnya kecewa. Apalagi Tuhan kita, bahkan kita bukan hanya tidak dapat membalas kasihNya namun juga sering kali menyakiti hatiNya. Tetap saja perbuatan kita tidak mengurangi kasih yang Ia berikan. Karena itu, sebagaimana Tuhan yang tetap mengasihi kita dalam segala keadaan, marilah kita tetap bersyukur kepadaNya dalam segala situasi tanpa menganggap syukur kepada Tuhan itu sebagai beban hidup.

DOA
Tuhan, terima kasih atas kasihMu yang tidak pernah berkurang dan tidak berubah di dalam hidupku. Aku pun akan senantiasa bersyukur. Dalam nama Tuhan Yesus. Amin.


back
more article...
login member
Username
Password
* sign up here