welcome visitor
Join us

categories
artikel -

Be His Hand

Yesaya 59:1

 

Ketika saya memberikan dana bantuan kepada seorang hamba Tuhan yang melayani di desa Matta, Sulawesi Tengah, hamba Tuhan tersebut berkata, "Ini benar-benar jawaban doa mereka, dan seandainya ada buletin, mereka mau menyampaikan kesaksian ini." Ada pula seorang teman yang saya dengar sedang menunggu anaknya yang akan menjalani operasi. Lalu saya menghubungi dia dan berdoa bersama dengan dia. Beberapa hari kemudian ia berkata kepada saya, "Saya menangis ketika kamu jauh-jauh dari Amerika menghubungi saya untuk berdoa bagi anak saya karena waktu itu saya sedang merasa sendiri menghadapi saat-saat yang sulit ini karena papa lagi menunggu ibu tirinya yang juga ada di rumah sakit, sementara adik saya bekerja." Saya tidak pernah mengira kalau perbuatan kecil ini mendatangkan berkat yang luar biasa bagi mereka. Saya tidak tahu kalau hamba Tuhan tersebut sedang mendoakan sesuatu, dan saya juga tidak tahu kalau teman saya sedang membutuhkan seseorang untuk menguatkan dia. Namun Tuhan tahu dan menjadikan saya perpanjangan tanganNya untuk mereka.
Saya menyampaikan dua buah kesaksian ini bukanlah untuk menyombongkan diri, melainkan Tuhan berbicara tentang sebuah kebenaran bahwa terkadang kita terlalu sibuk menaikkan doa untuk meminta sesuatu bagi diri sendiri. Kekristenan kita hanya berpusat kepada doa yang dijawab oleh Tuhan, namun kita kehilangan sudut pandang di mana kita belajar untuk peka, sehingga kita dapat dipakai oleh Tuhan untuk menjadi jawaban doa bagi orang lain. Tuhan tidak akan menjatuhkan uang dari langit bagi hamba Tuhan tersebut dan Tuhan tidak berbicara dari Sorga untuk menguatkan teman saya. Oleh karena itu, Tuhan "membutuhkan" kita yang mau peka untuk menjadi perpanjangan tanganNya guna menjawab doa seseorang. Sering kali kita bersaksi bagaimana Tuhan mengutus seseorang untuk menjawab doa kita, namun tidakkah jauh lebih indah jika kitalah yang menjadi duta Tuhan untuk menjadi jawaban doa bagi seseorang? Lalu, bagaimana kita menjadi peka?
Kepekaan sebuah hati dimulai ketika kita belajar melatih diri untuk memiliki kepedulian terhadap orang lain. Kesibukan dan keegoisan telah menutup mata dan hati kita sehingga kita tidak lagi mampu melihat orang-orang di sekitar kita yang membutuhkan sesuatu yang sesungguhnya dapat kita berikan. Setiap hari ada orang-orang yang membutuhkan kebaikan hati kita, namun acap kali kita tidak berbuat baik, karena sudah kehilangan kepekaan. Tuhan Yesus tidak pernah melalui satu hari pun tanpa kepekaan hati untuk berbuat sesuatu bagi orang-orang yang ditemuiNya. Rindukah kita menjadi perpanjangan tanganNya bagi orang-orang di sekitar kita? Tuhan tidak hanya memanggil kita untuk menikmati berkatNya namun juga untuk menjadi berkat melalui apa pun yang dapat kita berikan. Carilah selalu kesempatan untuk berbuat sesuatu bagiNya.

DOA
Bapa, pakailah aku menjadi perpanjangan tanganMu untuk orang-orang di sekitarku yang membutuhkan pertolongan. Dalam nama Tuhan Yesus aku berdoa. Amin.


back
more article...
login member
Username
Password
* sign up here