welcome visitor
Join us

categories
artikel -

Datanglah PadaKu!

Mazmur 121:3; Matius 11:28 Di sebuah pabrik kapas tergantung sebuah papan besar dengan tulisan Jika benang Anda kusut, datanglah kepada mandor. Suatu kali terjadilah kesulitan pada seorang pekerja baru di pabrik itu. Benangnya kusut, lalu ia berusaha menguraikannya, tetapi semakin ia berusaha, keadaannya malah semakin memburuk. Akhirnya, ia pun mendatangi si mandor. Lalu si mandor bertanya, Mengapa kamu tidak datang pada saya lebih awal? Si pekerja baru itu pun dengan gugup menjawab, Saya hanya berusaha melakukan yang terbaik Pak! Tidak, tetapi yang terbaik yang bisa kamu lakukan ialah datang kepada saya, jawab sang mandor menegaskan. Terkadang tanpa disadari, tindakan seperti pekerja itu sering kita lakukan. Ketika ada persoalan yang datang menerpa hidup, kita cenderung akan berusaha dengan cara kita sendiri. Kita bekerja keras dengan segala cara, kemampuan, dan kepandaian kita, yang pada akhirnya membuat kita lupa untuk mengandalkan Tuhan. Dan ketika jalan sudah buntu, kita baru teringat pada Tuhan. Padahal, tindakan pertama kita seharusnya adalah meminta pertolongan Tuhan. Dalam keadaan sesusah apa pun kalau kita datang dan berseru kepada Tuhan, telingaNya tetap terbuka untuk mendengar seruan kita dan tanganNya tetap tersedia untuk menolong kita. Mengapa kita harus datang kepada Tuhan? Bukankah Tuhan bisa saja bertindak di luar doa kita, karena Dia maha kuasa? Benar, Tuhan bisa bertindak di luar doa kita, tetapi Ia lebih memilih untuk bertindak di dalam batas-batas yang kita buat. Artinya, sejauh mana keinginan kita untuk mengundangNya turut terlibat di dalam hidup kita, sejauh itu pula Ia menolong kita. Leonard Ravenhill pernah berkata tentang doa, Seseorang dapat memperkirakan bobot dunia, menghitung jumlah bintang di langit, mengukur kecepatan cahaya, dan mengetahui saat terbit dan terbenamnya matahari. Namun, Anda tak akan dapat memperkirakan kekuatan doa. Doa adalah sebesar Tuhan karena Ia ada di balik doa. Doa adalah sekuat Tuhan karena Ia telah berkomitmen untuk menjawab doa. Jangan pernah mengabaikan Tuhan. Ingat bahwa segala yang kita miliki, yang bisa kita pakai untuk mengatasi persoalan kita itu datangnya dari Tuhan. Hal inilah yang disadari oleh Daud, sehingga ia senantiasa berseru kepada Tuhan. Tidak sedikit orang yang memusuhinya. Bahkan Saul rajanya dan Absalom anaknya pun memusuhinya. Belum lagi musuhnya dari bangsa-bangsa kafir. Tentu saja itu membuat Daud sangat tertekan. Dia mengibaratkan bahwa air telah naik ke lehernya dan siap membuat seluruh tubuhnya tenggelam. Itu artinya bahwa setiap saat hidupnya bagaikan telur di ujung tanduk. Dalam keadaan seperti itu, Daud berseru kepada Tuhan dan Tuhan menjawab. Pertanyaan bagi kita, Seberapa sering dan seberapa sungguh kita datang dan berseru kepada Tuhan? DOA Tuhan, ajarlah aku untuk selalu berserah dan mengandalkanMu dalam segala hal yang terjadi di hidupku. Dalam nama Yesus aku mohon. Amin.


back
more article...
login member
Username
Password
* sign up here