welcome visitor
Join us

categories
artikel -

Tuhan Penyelamat Hidupku

Kesaksian Rachel Purwanti, (Jakarta)

Saya adalah anak pertama dari 5 bersaudara. Saya bukanlah seorang anak yang dilahirkan dari keluarga yang beragama Kristen ataupun menganut ajaran kristiani. Bapak berprofesi sebagai polisi dan ibu berprofesi sebagai perawat. Saya adalah anak yang taat dengan hukum agama. Saya juga sangat mencintai kedua orang tua saya dan terlebih lagi kepada Sang Pencipta. Namun, menjelang Ujian Nasional Mei 2003, saya menderita penyakit yang sangat parah. Para medis mengatakan bahwa penyakit ini langka ditemukan di antara kasus-kasus penyakit di kota Medan. Pihak medis di RS Santa Elisabet mengatakan bahwa saya menderita DBD atau Demam Berdarah Dengue. Di usia 12 tahun, saya mengalami pendarahan yang hebat di bagian paru-paru. Pendarahan itu menyebabkan tangan kanan saya mati rasa, akibat pembuluh darah vena pecah, sistem peredaran darah saya menjadi tersumbat. Dokter pun hanya bisa memberikan solusi dengan jalan operasi. Saat itu dokter berkata kepada mama saya, "Ibu, hanya ada dua kemungkinan hasil dari operasi ini, yaitu anak ibu akan berpulang ke pangkuan Tuhan dan kemungkinan yang kedua adalah tangan kanan anak ibu harus diamputasi." Mendengar hal itu, mama dan seluruh keluarga ikut sedih melihat penderitaan saya ini. Karena saat itu kondisi saya sekarat, mama menyetujui keputusan dokter untuk melakukan operasi secepatnya.
Satu jam sebelum saya masuk ke dalam ruang operasi, tiba-tiba datanglah seorang wanita, yaitu tante saya sendiri, ia datang menemui saya ke ruang ICU secara diam-diam. Dengan penuh permohonan, ia meminta kepada saya untuk mengikuti apa yang ia katakan.  Ia berkata, "Nak, selama ini Tante belum pernah minta apa pun sama Ratih, tetapi sekali ini saja, boleh tidak Tante minta sesuatu?" Saya pun membalas, "Ya Tan, apa itu?" Ia berkata, "Katakan, aku sembuh dengan darah Yesus Kristus." Saya sangat risih dengan perkataannya itu. Jangankan untuk mengucapkannya, mendengarkan tentang nama itu pun saya sudah tidak suka. Tetapi, tante saya tidak putus-putusnya untuk memohon agar saya mengucapkannya dengan tulus hati. Di situ, air matanya terus mengalir menunggu saya mengucapkan sesuai apa yang ia katakan. Hati saya pun luluh, akhirnya saya mau mengucapkan doa tersebut, "Aku sembuh dengan darah Yesus." Doa itu saya ucapkan lebih dari 1 kali, tanpa ada keluarga yang mengetahui selain tante kandung saya dan saya sendiri. Lalu apakah yang terjadi? Puji nama Tuhan, setelah dioperasi selama 6 jam saya masih hidup, padahal di tengah berjalannya proses operasi, jantung saya sudah berhenti selama 2 jam! Atas izin Tuhan Yesus, Ia menghidupkan saya kembali. Tangan kanan saya tidak jadi diamputasi, dan paru-paru kanan dipasangkan selang medis dengan tujuan untuk menyedot cairan-cairan yang sudah tercemar di dalam tubuh. Ini sangat menyakitkan, dan setiap hari saya merasakan sakit yang amat mendalam karena menahankan selang yang masuk ke paru-paru, dan belum lagi menahan tangan kanan yang telah dibedah. Selama dua bulan saya menjalani 3 kali operasi. Dan untuk menormalkan kembali tubuh dan tangan kanan yang kaku, saya menjalani fisioterapi selama setahun. Sekarang saya sudah sembuh secara sempurna karena Yesus yang memberiku kekuatan dan kesembuhan.
Yesus tidak memandang latar belakang seseorang jika Ia mau menyembuhkan, asal orang itu sadar dan mau menerima pertolonganNya. Itulah yang saya alami dan saksikan. Kiranya bisa menjadi berkat bagi semua pembaca Manna Sorgawi.


back
more article...
login member
Username
Password
* sign up here